Si Kulop Ali Part. 1 - natasabar.com

Tuesday 22 March 2016

thumbnail

Si Kulop Ali Part. 1



       Di Sebuah rumah di kampung Melati sedang ada keramaian hajatan Pernikahan seorang pemuda yang bernama Si Kulop Ali. Malam itu malam menikahnya Kulop Ali dengan seorang dara yang cantik jelita berparas bak bidadari dari sorga.  Kulop Ali adalah seorang lelaki yang berbadan kurus agak tinggi, di sekitar lengannya terlihat bekas tato kalajengking sebesar telur burung Puyuh yang tidak berbentuk lagi, mungkin sudah diusahakannya untuk dihapus atau ditutupi,  wajahnya yang ganteng dihiasi  jambang laksana  artis Rock And Roll  Elvis Presley dari Amerika, tapi sayangnya dia seorang mantan pencuri. Di atas singgasana pengantin malam itu, ia terbayang saat-saat bahagia itu di mulai.

      Empat bulan yang lalu, Kulop Ali menjambret  di Pasar Baru , ia ketahuan oleh orang-orang namun ia sempat melarikan diri. Namun, dalam pelariannya ia dihadang seorang wanita cantik berhijab lebar. 

“ Hei, pencuri serahkan dompet itu!” Kata Wanita itu.

“Ehhh, enak saja ini kan hasil usaha saya. Lagian kamu kenapa ikut campur. Jangan-jangan kamu naksir samaku....hahaha”. timpal Kulop Ali.

“ Sembarangan nih orang, siapa naksir sama pencuri. Dompet itu bukan milikmu. Cepat kembalikan.” Ucap Wanita berhijab  menantang pencuri.

‘Ambillah, ini!” Ayo maju, jangan malu-malu deh!” dengan menyodorkan dompet itu ke hadapan si wanita.

‘Nih orang mau di kasih pelajaran ya”. Kata Wanita itu.

”Hiiiaaaaaaaaaaaat” Wanita itu menyerang si Kulop langsung mengenai dadanya, namun Si Kulop berusaha menahan pukulan walaupun terasa sakit.

Melihat kejadian ini, orang-orang yang berada di pasar menjadi takjub. Namun, mereka hanya melihat dari jarak sekitar tujuh meteran, mereka takut jadi korban salah sasaran pukul.

“Wah, wah, wah, ternyata sadis juga nih cewek, saya tidak boleh meremehkannya ”. Si Kulop yang katanya pernah belajar silat di perguruan Bangau Hitam Terbang Melayang menekan dadanya yang sakit itu, kemudian dengan tangan kirinya ia mengeluarkan pisau kecil dari dalam saku jeans yang ia kenakan. Ia mencoba menyerang balas, namun gagal dan selalu terjatuh ke tanah dan pisaupun dalam sekejap telah berpindah tangan. Wanita itu berhasil melumpuhkan Si Kulop Ali, hingga ia tidak berdaya dalam satu  jurus saja yang dimiliki sang wanita dan akhirnya si Kulop pun menyerah.

“Ampun, ampun, saya menyerah!” Si Kulop menyerah sambil merintih kesakitan.

“Kau, akan ku bawa ke Kantor Polisi” Ancam Wanita berhijab itu.

“Jaj.... ja jangan lakukan itu, aku berjanji tidak akan mencuri lagi”. Kata Si Kulop.

“ Aku tak percaya omongan pencuri” Balas Wanita berhijab. 

“ Percayalah padaku, aku akan berbuat baik”. Lanjut Si Kulop dengan memelas muka.

“Baiklah, tapi awas kalau masih kau ulangi lagi. Akan ku laporkan ke Polisi. Sekarang, sini dompet yang kau curi itu”. Kata Wanita itu.

      Wanita berjihab langsung mengantar dompet orang yang di curi Si Kulop tadi. Namun, si Kulop masih terdiam terkesimah melihat kehebatan silat wanita berhijab itu, “sudah cantik sholehah pandai silat lagi” pikir si Kulop. Si Kulop pun berusaha mengikuti langkah wanita itu dengan sembunyi-sembunyi. 

        Setelah mengembalikan dompet, wanita berhijab itu berjalan  terus menyusuri jalan dan berakhir disebuah rumah dan ia pun  memasuki pekarangan rumah. Di depan rumah telah menunggu Seorang lelaki tua memakai kopiah haji, rambutnya dan janggut pendeknya  memutih, dengan mengenakan baju gamis putih. Si Kulop terus memperhatikan dari balik sebuah pohon besar di dekat rumah itu.
“ Rupanya ia anaknya pak haji” Pikir Si Kulop.

      Si Kulop yang sudah tak kuasa dengan perasaannya selalu terbawa-bawa bayangan Wanita berhijab yang telah mengalahkannya. Ia berharap suatu saat dapat menjadi suami bagi wanita itu. Sejak saat itu, Si Kulop berubah Penampilan dan berusaha untuk tidak mencuri lagi. Ia selalu mencari kesempatan agar dapat bertemu dengan wanita yang ia idam-idamkan itu. Pada saat ada acara keagamaan di musholah kampung itu, si Kulop juga hadir membantu panitia. Karena memang si Kulop masih merupakan warga kampung Melati......Bersambung

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts